5 Fakta Panas Fuzoku Gyokai, Kedai “Plus-Plus” Jepang yang Mendunia

Kalau suka, share artikel ini:
Narayana 734 - Jepang memang enggak ada matinya untuk hal-hal yang aneh, unik, dan enggak masuk akal. Mulai dari festival Kanamara yang mendewakan organ kelamin pria sebagai simbol kesuburan. Belum lagi ada tradisi tak berpakaian berjamaah yang dilakukan kaum pria pada festival Hadaka. Hal-hal berbau “panas” dan kadang sangat tabu justru dianggap biasa dan perlu diperdebatkan.

Satu hal lagi yang membuat Jepang kian panas. Di sana banyak sekali lokasi yang menyediakan Fuzoku Gyokai. Biasanya berupa kedai untuk minum sake namun dengan pelayanan plus-plus. Bisnis ini telah berkembang sajak dahulu kala dan tidak dianggap melanggar selama tidak melakukan honban (hubungan badan sesungguhnya). Dan inilah lima fakta panas dari Fuzoku Gyokai yang mungkin ingin anda ketahui.

1. Awal Mula Kedai “Plus-Plus” ini Berdiri

Secara bahasa kata Fuzoku memiliki arti public morals, dan tidak bersinonim dengan prostitusi. Sedangkan kata Gyoukai memiliki artis bisnis. Meski banyak orang mengartikan jika Fuzoku Gyoukai adalah bisnis haram, namun selama tidak ada hubungan badan yang kelewat batas (kelamin bertemu dengan kelamin), maka tidak dianggap melanggar hukum.
Fuzoku Gyoukai di Tokyo kuno [image source]
Tradisi seperti ini ada di Jepang sejak abad ke-15. Kala itu banyak kedai-kedai yang menyajikan minuman dan para gadis. Sejak saat itu bisnis ini terus saja berkembang. Bahkan sampai di era modern seperti sekarang. Fuzoku Gyoukai seperti tidak mengenal masa dan selalu memperbarui dirinya agar selalu diterima oleh zaman.

2. Pemerintah Jepang Menganggap Bisnis ini Legal

Jepang menganggap jika bisnis ini tidak melanggar hukum. Bahkan memiliki payung hukum sendiri. Bisnis ini dianggap sama saja dengan bisnis kedai lain meski menyediakan wanita yang bisa dibayar juga untuk “bermain-main”. Kedai-kedai ini biasanya memiliki web dan menampilkan jasanya. Biasanya ada penekanan untuk tidak melakukan hubungan badan yang menjurus ke arah honban.
Salah satu lokasi Fuzoku Gyoukai [image source]
Jika kedai terbukti melayani jasa honban kepada pelanggannya, polisi akan menyeret mereka di penjara. Di negeri matahari terbit itu, hal-hal berbau seperti ini memang tidak dilarang secara penuh. Namun harus dijalankan sesuai dengan aturan yang ada Bila ada yang melanggar, maka tamatlah semuanya.

3. Lokasi Fuzoku Gyoukai di Jepang

Karena dianggap sebagai bisnis yang legal, kedai plus-plus ini akhirnya menyebar di hampir semua kota besar di Jepang. Lokasi-lokasi ini mungkin mirip sekali dengan Gang Dolly di Surabaya atau Sarkem di Yogyakarta. Di Tokyo lokasi kedai-kedai seperti ini terletak di Kabukicho. Lalu di Hiroshima bisa ditemukan di Nagaregawa.
Isi Fuzoku Gyoukai [image source]
Selanjutnya di Sendai ada Kokubuncho dan terakhir di Kumamoto ada di Chuogai. Lokasi ini biasanya menyediakan ruangan yang tak terlalu besar untuk minum. Gadis-gadis yang melayani akan datang ketika pengunjung datang. Jika pengunjung menginginkan jasa yang lain mereka cukup membayar sejumlah uang sesuai dengan kesepakatan yang ada.

4. Layanan yang Diberikan Oleh Fuzoku Gyoukai

Kedai yang berkedok sebagai tempat minum-minum ini memiliki banyak sekali jasa. Untuk anak muda yang sudah berumur cukup ada jasa persewaan DVD panas. Mereka pun disediakan kamar khusus untuk melihat. Selanjutnya ada juga jasa yang disebut dengan tekoki. Jasa ini memberikan kepuasan pada pria dengan menggunakan tangan pelayan wanita.
Layanan Fuzoku Gyoukai [image source]
Selanjutnya ada juga yang dinamakan dengan soprando. Jasa ini memberikan pengalaman dimandikan oleh pelayan wanita dengan sentuhan yang sensual. Selanjutnya ada fashion health di mana para wanita disuruh menggunakan pakaian sesuai dengan kemauan pengunjung. Layanan ini biasanya juga dilakukan tanpa honban. Meski demikian, ada beberapa kedai yang diam-diam memberikan layanan honban secara sempurna.

5. Fuzoku Gyoukai dan Penjualan Manusia

Meski bisnis ini dijalankan secara legal, pelanggaran kerap dilakukan oleh pemilik kedai. Biasanya mereka terafiliasi dengan kelompok tertentu yang kerap menjual manusia. Mereka menerima gadis-gadis muda yang berasal dari Tiongkok, Korea, Asia Tenggara, Eropa, Rusia hingga Amerika Latin. Mereka dijual ke Jepang untuk menjalani bisnis mengerikan seperti ini.
Fuzoku Gyoukai [image source]
Kasus perdagangan manusia yang terjadi di Jepang terungkap pada tahun 2006 silam. Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan jika jumlah perdagangan manusia di Jepang semakin meningkat. Sebagian besar orang yang dijual akan masuk ke bisnis prostitusi dan disalurkan juga ke Fuzoku Gyoukai.

Inilah lima fakta panas dari Fuzoku Gyoukai yang merupakan bisnis kedai plus-plus di Jepang. Keberadaan bisnis ini dianggap biasa dan legal di Jepang hingga kadang menarik banyak sekali wisatawan untuk datang. Well, kalau ke Jepang jangan sesekali mencoba ya sobat.

Boombastis
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini:
Kalau suka, share artikel ini: