Kronologis Pernikahan Mistis Bagus Kodok dan Peri di Ngawi

Kalau suka, share artikel ini:
Bagus Kodok foto: istimewa
Narayana 734 - Sejatinya sebuah pernikahan memang dilakukan oleh makhluk hidup yang berasal dari satu spesies dan hanya bisa digelar oleh manusia. Karena hewan dan tumbuhan lebih mengenal yang namanya perkawinan.

Oleh karena itulah, sepertinya pernikahan yang digelar oleh dua makhluk dari dimensi yang berbeda, jadi tak masuk akal. Hal itulah yang kini terjadi di desa Sekaralas, kecamatan Widodaren, Ngawi sana. Publik menjadi geger saat tahu seorang pria bernama Bagus Kodok Ibnu Sukodok (63) menikah dengan peri bernama Roro Setyowati.

Sontak apa yang dilakukan Bagus Kodok dan Roro ini membuat publik terhenyak. Apakah benar sang seniman yang tak lagi muda itu benar-benar mempersunting peri? Dilansir Merdeka, intip kisahnya yuk!

1. Buat Geger
foto via Dream
Semua bermula di desa Sekaralas, kecamatan Widodaren di Ngawi sana. Rumah seorang seniman bernama Bramantyo menjadi riuh pada Rabu (8/10/2014) lalu saat sebuah pernikahan antara Bagus Kodok Ibnu Sukodok (64) dengan Roro Setyowati digelar. Terdengar biasa memang, tetapi bagaimana pendapatmu saat tahu jika sosok Roro adalah peri?

Yap, pernikahan beda dunia ini membuat geger sehingga rumah Bramantyo pun dipenuhi ribuan warga yang hadir. Sama halnya seperti pernikahan pada umumnya, Bagus Kodok dan calon istri perinya itu memilih adat Jawa dan lengkap dengan segala prosesi adat yang ada.

2. Siapa Bagus Kodok?
foto via ReverbNation
Diketahui, sosok sang mempelai pria yakni Bagus Kodok memiliki nama asli Prawoto Mangun Baskoro. Pria bertubuh kurus, tinggi dan berambut ikal gondrong berwarna putih ini memang memiliki penampilan yang nyentrik. Kamu bisa melihat sosoknya di wisma seni Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) di Surakarta, seperti dilansir Harian Joglosemar.

Seorang blogger bernama Agus Supertramp memaparkan jika Kodok hanya mengenyam pendidikan formal sampai Sekolah Rakyat karena SLTP cuma berakhir di kelas 1. Saat berusia 23 tahun, Kodok hijrah dari Purwosari di Solo ke Yogyakarta. Di kota romantis itulah, Kodok bergabung dengan teater asuhan sastrawan besar WS Rendra.

Selama bergabung di Bengkel Teater, Kodok belajar banyak hal. Semakin bertambahnya usia, Kodok mulai paham ilmu liberalisme, kedisiplinan, kebijakan sampai bahasa Inggris dan Perancis.

3. Bertemu Saat BAB
foto via Dream
Rekan seniman Bagus Kodok yang rumahnya menjadi lokasi pernikahan digelar yakni Bramantyo, menceritakan awal mula kisah cinta beda dunia ini. Menurut Bramantyo, pertemuan Kodok dengan sang peri bernama Roro terjadi sekitar lima tahun lalu di alas Ketonggo.

Saat berada di alas Ketonggo yang terletak di daerah Paron, Ngawi sana, Kodok melakukan aksi buang air besar di sungai. Ketika itu, sang peri yang kasat mata ini menegur Kodok. Namun hubungan yang cukup aneh itu akhirnya berkembang menjadi rasa saling cinta yang besar. Kendati Kodok adalah manusia dan Roro adalah peri (makhluk halus), mereka berdua punya kecintaan kepada kebudayaan lingkungan tanah Jawa yang sama.

4. Mempelai Wanita Misterius
foto: istimewa
Pernikahan beda alam yang unik ini dipercaya dilangsungkan dengan prosesi adat Jawa seperti halnya pernikahan antar manusia lainnya. Bahkan sehari sebelum pernikahan yakni pada Selasa (7/10/2014) lalu, peri Setyowati dijemput di tempat tinggalnya di Sendang Marga, alas Begal oleh rombongan Bramantyo.

Sama halnya seperti mempelai wanita Jawa lainnya, sang peri didandani di kamar dengan asam, kemenyan dan madu. Lalu di pendopo luar, orang-orang makan tumpeng. Semua kisah ini dituturkan oleh Bramantyo, hanya saja, kamu tak akan bisa melihat dokumentasi sang peri saat menjalani adat ini.

5. Tak Terdaftar KUA
foto via Merdeka
Jika kebanyakan pasangan suami istri langsung bisa bernafas lega saat pernikahan mereka resmi terdaftar di KUA dan diyakini sah, maka Bagus Kodok dan istri perinya, Roro Setyowati harus melupakan hal itu. Karena pernikahan yang membuat geger warga Ngawi itu hanyalah sebuah upacara adat dan tidak tercatat di KUA atau catatan sipil.

Dalam pernikahan yang digelar di desa Sekaralas, kecamatan Widodaren itu, pihak KUA menyebutkan jika hal itu tak bisa diakui secara hukum. Karena hukum negara mengatur bahwa pernikahan yang tercatat di KUA dan catatan sipil hanya bisa diakui negara jika digelar antara manusia lawan jenis.

6. Cuma Cari Sensasi?
foto via Merdeka
Saat kabar bahwa Bagus Kodok bakal menikahi peri alias makhluk halus, rasa penasaran warga pun tak terbendung. Tercatat ada ribuan warga yang berbondong-bondong ke rumah Bramantyo, seniman rekan Kodok. Namun karena tak melihat sosok mempelai wanita alias si peri Roro, banyak yang menuding jika pernikahan ini hanya cari sensasi.

Salah satu petugas jaga Koramil di kecamatan Widodaren yakni Serka Samino menyebutkan jika pernikahan beda dunia ini hanyalah usaha sang seniman untuk mengumpulkan massa. Bahkan karena event itu, para pedagang pun mampu tersenyum lebar, seperti salah satunya pedagang minyak mistis yang menjual sebuah botol kecil berisi minyak untuk melihat sosok peri Roro seharga Rp 200 ribu/botol.

7. Pernikahannya Nyata
foto: istimewa
Mungkin memang pernikahan antara makhluk beda dunia yakni manusia dan peri itu tak pernah terjadi. Dengan tudingan cuma cari sensasi, tak heran banyak orang yang bertanya apakah pernikahan itu benar-benar nyata. Dan ternyata, pernikahan Bagus Kodok dan peri Roro itu merupakan bagian dari pertunjukan Seni Kejadian (happening art).

Dalam happening art, seniman memperluas kanvas atau panggung menjadi ruang dan waktu. Dan saat itu kejadian yang dihadirkan oleh Bramantyo adalah perkawinan adat Jawa. Berbeda dengan pernikahan pada umumnya, di mana kali ini diberi label sebuah karya seni.

Sehingga Bramantyo sekali lagi menegaskan jika pernikahan Bagus Kodok dan peri Setyowati bukanlah tipuan tetapi benar-benar sebuah peristiwa di dalam kisah cinta. Setelah setahun merencanakan, akhirnya pernikahan happening art ini bisa digelar dengan sukses besar. Phew!

Kapanlagi
Kalau suka, tolong klik "like/suka" di bawah ini:
Kalau suka, share artikel ini: